Mengenal Setan
Ebook Mengenal Setan Seperti yang Diajarkan Allah Ta’ala Di Dalam Al Qur’an
SETAN TERTAWA 2
“Susah lihat orang senang, senang lihat orang susah”
Sering kita memang begitu. Tiap kali nonton film atau sinetron, pasti salah satu menunya si tokoh utama menderita karena dimusuhi, disiksa, dibenci, atau minimal dirugikan oleh musuhnya.
[Paling enak ngomongin film atau sinetron, meski nyata tapi kita tahu itu cuma pura-pura. Jadinya nggak ada yang tersinggung. Kan selesai syuting tokoh-tokoh yang tadinya musuhan bisa berubah jadi temen, malahan ada yang pacaran…]
Nha, kita kalau melihat si tokoh musuh tadi ‘bersenang-senang’ menyiksa lakone (si tokoh utama) pasti merasa sedih, dan kalau lakone tadi menang pasti kita merasa senang, puasnya minta ampun…
Padahal dalam kehidupan nyata, bisa saja orang yang menjadi musuh itu sebetulnya pihak yang dizalimi oleh lakone, makanya dia berubah menjadi jahat. Meskipun demikian kita tetap tidak peduli…emang bukan urusan kita kok. Salah sendiri jadi jahat.
Semua orang selalu diberi 2 pilihan, setiap saat, berbuat baik atau berbuat buruk/jahat.
Jika setiap kali harus memilih, dia memilih berbuat baik, lama kelamaan dia akan menjadi orang baik. Dan jika dia selalu memilih berbuat buruk/jahat, lama kelamaan dia akan menjadi penjahat.
Jadi…
Kalau kita tertawa melihat orang susah dan kita merasa susah ketika melihat orang lagi senang, hati-hati…itu sudah tepat pada tempatnya atau belum? Jangan-jangan kita malah lebih jahat daripada si penjahat itu?
Ada lho peran jahat yang hanya ingin agar kejahatannya terbalas dengan balasan yang setimpal, karena dia merasa bahwa sudah takdirnya kehidupan bahwa ada orang yang baik dan ada yang jahat. Makanya, saat dia harus jadi jahat ya dia berusaha sejahat-jahatnya tapi saat dia harus berhenti dari kejahatannya ya dia kembali jadi baik. Meski di film/sinetron nggak sampai terjadi soalnya si penjahat biasanya di akhir cerita ‘dimatikan’, biar penontonnya seneng. Nah kan…justru penonton yang sering maksa pembuat film untuk ‘jahat’ sama penjahat…
Masih ingat film kartun anak-anak dari luar negeri, yang ceritanya mengeksploitasi permusuhan abadi antara kucing dengan tikus?
Kita sama-sama tahu bahwa tidak selamanya si tikus itu baik dan tidak selamanya juga si kucing itu jahat. Tapi kita bisa tertawa kalau melihat tingkah si tikus ngerjain si kucing, pokoknya semakin babak belur si kucing semakin kenceng kita tertawa. Mungkin karena itu cuma kartun jadi kita tahu kalau babak belurnya cuma sebentar sudah balik normal lagi.
SETAN TERTAWA 2
Ada apa dengan setan tertawa? Apa hubungannya dengan cerita di atas?
Kita pasti tahu bahwa setan itu kerjanya menyesatkan manusia semuanya. Jadi kita tahu juga bahwa apapun juga bisa dipakai oleh setan untuk menggoda manusia agar tersesat.
Dalam hal “Susah lihat orang senang, senang lihat orang susah” ini, jelas setan punya kekuasaan yang besar. Maksudnya kita memberi peluang agar setan bisa menggoda kita. Bukankah kita kalau sudah tertawa sering lupa sama yang namanya waktu, terus kalau sudah lupa sama waktu kita jadi lupa juga menjalankan perintah Allah Ta’ala yang sudah ditetapkan waktunya, dan jika perintah-NYA tidak kita jaga otomatis kita mendekati hal-hal yang dilarang-NYA.
Belum lagi secara psikologis, kalau kita terlalu sering tertawa melihat ‘penderitaan’ orang lain lama-kelamaan kepekaan sosial kita juga jadi tumpul. Akhirnya kita tidak hanya mentertawakan orang lain tapi kita juga bisa merasa sedih kalau ada orang yang mendapatkan kenikmatan. Hal ini secara psikologis namanya ‘slenco’. [hihihi…bahasa mana ini.]
Slenco atau mental shift [maaf, kalau ingin bahasa yang bener nanya sama penulis pidato kepresidenan saja ya…] atau pergeseran mental ini sering kita tidak sadari. Hal ini terjadinya secara evolusi atau pelan-pelan sekali.
Hebat kan, pinter kan, yang namanya setan itu?
Kesimpulannya, kalau mau ketawa liat dulu pantas nggak kita ketawa. Dan kalau mau sedih liat juga pantas nggak kita sedih.
Ingat selalu kita diberi 2 pilihan. Kalau kita selalu pilih berbuat baik, kita jadi orang baik. Kalau kita selalu pilih berbuat jahat, kita jadi orang jahat.
Pastinya yang namanya setan selalu menggoda kita agar memilih berbuat jahat, agar kita nanti lama kelamaan juga jadi jahat sama kayak dia.
Waspadalah, waspadalah.
[halah tiru-tiru, nggak kreatif! E, nggak pa-pa barang baik ditiru-tiru.]
[tapi kalau mbajak karya orang lain jangan lho...]
Ebook Mengenal Setan Seperti yang Diajarkan Allah Ta’ala Di Dalam Al Qur’an
SETAN TERTAWA 2
“Susah lihat orang senang, senang lihat orang susah”
Sering kita memang begitu. Tiap kali nonton film atau sinetron, pasti salah satu menunya si tokoh utama menderita karena dimusuhi, disiksa, dibenci, atau minimal dirugikan oleh musuhnya.
[Paling enak ngomongin film atau sinetron, meski nyata tapi kita tahu itu cuma pura-pura. Jadinya nggak ada yang tersinggung. Kan selesai syuting tokoh-tokoh yang tadinya musuhan bisa berubah jadi temen, malahan ada yang pacaran…]
Nha, kita kalau melihat si tokoh musuh tadi ‘bersenang-senang’ menyiksa lakone (si tokoh utama) pasti merasa sedih, dan kalau lakone tadi menang pasti kita merasa senang, puasnya minta ampun…
Padahal dalam kehidupan nyata, bisa saja orang yang menjadi musuh itu sebetulnya pihak yang dizalimi oleh lakone, makanya dia berubah menjadi jahat. Meskipun demikian kita tetap tidak peduli…emang bukan urusan kita kok. Salah sendiri jadi jahat.
Semua orang selalu diberi 2 pilihan, setiap saat, berbuat baik atau berbuat buruk/jahat.
Jika setiap kali harus memilih, dia memilih berbuat baik, lama kelamaan dia akan menjadi orang baik. Dan jika dia selalu memilih berbuat buruk/jahat, lama kelamaan dia akan menjadi penjahat.
Jadi…
Kalau kita tertawa melihat orang susah dan kita merasa susah ketika melihat orang lagi senang, hati-hati…itu sudah tepat pada tempatnya atau belum? Jangan-jangan kita malah lebih jahat daripada si penjahat itu?
Ada lho peran jahat yang hanya ingin agar kejahatannya terbalas dengan balasan yang setimpal, karena dia merasa bahwa sudah takdirnya kehidupan bahwa ada orang yang baik dan ada yang jahat. Makanya, saat dia harus jadi jahat ya dia berusaha sejahat-jahatnya tapi saat dia harus berhenti dari kejahatannya ya dia kembali jadi baik. Meski di film/sinetron nggak sampai terjadi soalnya si penjahat biasanya di akhir cerita ‘dimatikan’, biar penontonnya seneng. Nah kan…justru penonton yang sering maksa pembuat film untuk ‘jahat’ sama penjahat…
Masih ingat film kartun anak-anak dari luar negeri, yang ceritanya mengeksploitasi permusuhan abadi antara kucing dengan tikus?
Kita sama-sama tahu bahwa tidak selamanya si tikus itu baik dan tidak selamanya juga si kucing itu jahat. Tapi kita bisa tertawa kalau melihat tingkah si tikus ngerjain si kucing, pokoknya semakin babak belur si kucing semakin kenceng kita tertawa. Mungkin karena itu cuma kartun jadi kita tahu kalau babak belurnya cuma sebentar sudah balik normal lagi.
SETAN TERTAWA 2
Ada apa dengan setan tertawa? Apa hubungannya dengan cerita di atas?
Kita pasti tahu bahwa setan itu kerjanya menyesatkan manusia semuanya. Jadi kita tahu juga bahwa apapun juga bisa dipakai oleh setan untuk menggoda manusia agar tersesat.
Dalam hal “Susah lihat orang senang, senang lihat orang susah” ini, jelas setan punya kekuasaan yang besar. Maksudnya kita memberi peluang agar setan bisa menggoda kita. Bukankah kita kalau sudah tertawa sering lupa sama yang namanya waktu, terus kalau sudah lupa sama waktu kita jadi lupa juga menjalankan perintah Allah Ta’ala yang sudah ditetapkan waktunya, dan jika perintah-NYA tidak kita jaga otomatis kita mendekati hal-hal yang dilarang-NYA.
Belum lagi secara psikologis, kalau kita terlalu sering tertawa melihat ‘penderitaan’ orang lain lama-kelamaan kepekaan sosial kita juga jadi tumpul. Akhirnya kita tidak hanya mentertawakan orang lain tapi kita juga bisa merasa sedih kalau ada orang yang mendapatkan kenikmatan. Hal ini secara psikologis namanya ‘slenco’. [hihihi…bahasa mana ini.]
Slenco atau mental shift [maaf, kalau ingin bahasa yang bener nanya sama penulis pidato kepresidenan saja ya…] atau pergeseran mental ini sering kita tidak sadari. Hal ini terjadinya secara evolusi atau pelan-pelan sekali.
Hebat kan, pinter kan, yang namanya setan itu?
Kesimpulannya, kalau mau ketawa liat dulu pantas nggak kita ketawa. Dan kalau mau sedih liat juga pantas nggak kita sedih.
Ingat selalu kita diberi 2 pilihan. Kalau kita selalu pilih berbuat baik, kita jadi orang baik. Kalau kita selalu pilih berbuat jahat, kita jadi orang jahat.
Pastinya yang namanya setan selalu menggoda kita agar memilih berbuat jahat, agar kita nanti lama kelamaan juga jadi jahat sama kayak dia.
Waspadalah, waspadalah.
[halah tiru-tiru, nggak kreatif! E, nggak pa-pa barang baik ditiru-tiru.]
[tapi kalau mbajak karya orang lain jangan lho...]
Oke, sekian dulu.
Bagi yang belum download ebook Mengenal Setan Seperti yang Diajarkan Allah Ta’ala Di Dalam Al Qur’an, silakan download dulu, baca, beli juga boleh.
[aneh ya orang jualan kok ebooknya boleh didownload dan dibaca dulu, nanti setelah download dan baca apa masih inget buat beli…Allah Ta’ala Maha Adil. Dia selalu menjaga umat-NYA agar selalu ingat berbuat kebaikan. Jadi ngapain saya kuatir, kalau sudah rejekinya pasti sampai ke tangan saya. Ikan yang berenang di laut saja bisa masuk perut…padahal saya nggak bisa berenang seperti ikan.]
Ini link downloadnya:
http://www.ziddu.com/download/3545567/ms.zip.html
atau dari link berikut ini:
http://www.4shared.com/file/88038300/31a23bc1/ms_online.html
Terima kasih atas perhatiannya.
Wa assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
LILIK GUNAWAN
http://mengenal-setan.blogspot.com
( c ) 2009 Lilik Gunawan
“Mengenal Setan”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon berikan saran dan komentar Anda di sini. Semoga dengan bantuan Anda blog ini dapat menjadi semakin lebih baik.